Prabowo memiliki track record dalam membentuk tim-tim seperti: Mawar yang lebih dikenal penculikan aktivis pada tahun 1997/98. Dalam penelitian Made Supriatma, yang di publikasikan oleh Harian Indoprogress, 27 Mei 2014, ”KONTROVERSI tentang Tim Mawar seakan tidak pernah lekang. Nama tim dari Kopassus yang melakukan penculikan para aktivis tahun 1997-1998 ini kembali mencuat terutama karena dikaitkan dengan sosok Prabowo Subianto, mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus yang kini menjadi calon kuat dalam pemilihan presiden RI.
Prabowo adalah garis depan dan pusat dari kontroversi ini. Lawan-lawan politiknya menuduh bahwa dialah yang memerintahkan penculikan itu. Namun, Prabowo dan apparatchicks-nya di Partai Gerindra, dengan keras membantah hal tersebut. Mereka berusaha membangun ‘narasi’ bahwa mantan menantu Suharto itu tidak bersalah karena dia hanya menjalankan perintah atasannya”.
Prabowo juga memiliki track record di Tim-Tim, antara lain: terlibat dalam peristiwa Kraras yang lebih kenal dengan kampung Janda, peristiwa pada tahun 1983. Keterlibatan dalam peristiwa pembantai Santa Cruz tahun 1991, yang dirancang oleh Syarif Syamsuddin (mantan Wadan SGI Pangkolopskop). Pembentukan tim MELATI, yang lebih dikenal sebagai, ”pembentukan massa tandingan”, tujuan untuk memecah belah kaum putra daerah Tim-Tim saling berhantam, dengan kata lain, ”memecah belah atau adu domba”. Menurut Kiki Syahnakri, mantan DANREM Tim-TIM,dalam bukunya, ”Timor Timur Untold Story”,” Persihan say dengan kolonel Prabowo Subianto berawal dari rencana Kopassus untuk melakukan operasi khusus di Timor-Timur dengan sandi operasi Melati pertengahan tahun 1995 (Syahnakri, 192)”.
Menurut Kiki Syahnakri, ”namun, yang mengejutkan saya, salah satu program dalam operasi Melati adalah pembentukan massa tandingan. Mengapa dan untuk apa massa tandingan? (Syahnakri, 94)”.
Tujuan dari “massa tandingan”, untuk menciptakan kerusuhan dan bentrok antara sesama warga Tim-Tim. Menurut Pandangan Kiki Syahnakri sebagai Komandan KOREM menolak massa Tandinagn, ”wo, Anda pasti paham bahwa senjata ampuh kita masuk ke Timor-Timur dan masih berada di sini hingga saat ini adalah argumentasi kita yang mengalahkan Portugis, karena mereka meninggalkan Timor-Timur tanpa tanggungjawab sehingga terjadilah perang saudara, yang terutama melibatkan UDT dan FRETILIN. Nah, sekarang kita mau membuat massa tandingan menghadapi demonstran? (Syahnakri, 196)”.
Jawab Prabowo,” Enggak bisa, Bang! Tidak jalan lain. Nanti ada tuduhan pelanggaran HAM lagi,pelanggaran HAM lagi,kalau tidak segera kita bereskan (idem)”.
Jawab Kiki Syahnakri, ”Wo, lalu siapa yang bertanggungjawab jika ada korban dalam benturan antara demonstran dan massa tandingan itu? Tetap saya yang bertanggungjawab, bukan kamu! (idem)”.
Langjut Prabowo, ”Kan implementasinya bisa diatur! Bisa dikendalikan!Korem harus bisa mengendalikan! (idem)”.
Referensi:
- Made Supriatma Melacak Tim Mawar, in Harian Indoprogress, 27 Mei tahun 2014;
- Kiki Syahnakri, Timor Timur The Untold Story, Kompas, 2013
- Frans Lobelo Pinto, Prabowo membunuh sesama prajurit Tentara demi kariernya sendiri (blog: http://prabowohamri1.blogspot.com/#!/2014/05/prabowo-membunuh-sesama-prajurit.html)
|
Sem comentários:
Enviar um comentário