quarta-feira, 28 de maio de 2014

Prabowo membentuk Tim Mawar & Melati

Prabowo memiliki track record dalam  membentuk tim-tim seperti: Mawar yang lebih dikenal  penculikan aktivis pada tahun 1997/98. Dalam penelitian Made Supriatma, yang di publikasikan oleh Harian Indoprogress, 27 Mei 2014, ”KONTROVERSI tentang Tim Mawar seakan tidak pernah lekang. Nama tim dari Kopassus yang melakukan penculikan para aktivis tahun 1997-1998 ini kembali mencuat terutama karena dikaitkan dengan sosok Prabowo Subianto, mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus yang kini menjadi calon kuat dalam pemilihan presiden RI.

Prabowo adalah garis depan dan pusat dari kontroversi ini. Lawan-lawan politiknya menuduh bahwa dialah yang memerintahkan penculikan itu. Namun, Prabowo dan apparatchicks-nya di Partai Gerindra, dengan keras membantah hal tersebut. Mereka berusaha membangun ‘narasi’ bahwa mantan menantu Suharto itu tidak bersalah karena dia hanya menjalankan perintah atasannya”.

Prabowo juga memiliki track record di Tim-Tim, antara lain: terlibat dalam peristiwa Kraras yang lebih kenal dengan kampung Janda, peristiwa pada tahun 1983. Keterlibatan  dalam peristiwa pembantai Santa Cruz tahun 1991, yang dirancang oleh Syarif Syamsuddin (mantan Wadan SGI Pangkolopskop). Pembentukan tim MELATI, yang lebih dikenal sebagai, ”pembentukan massa tandingan”, tujuan untuk memecah belah kaum putra daerah Tim-Tim saling berhantam, dengan kata lain, ”memecah belah atau adu domba”. Menurut Kiki Syahnakri, mantan DANREM Tim-TIM,dalam bukunya, ”Timor Timur Untold Story”,” Persihan  say dengan kolonel Prabowo Subianto berawal dari rencana Kopassus untuk melakukan operasi khusus di Timor-Timur dengan sandi operasi Melati pertengahan tahun 1995 (Syahnakri, 192)”.

Menurut Kiki Syahnakri, ”namun, yang mengejutkan saya, salah satu program  dalam operasi Melati adalah  pembentukan massa tandingan. Mengapa dan untuk apa massa tandingan? (Syahnakri, 94)”.

Tujuan dari “massa tandingan”, untuk menciptakan kerusuhan dan bentrok antara sesama warga Tim-Tim. Menurut Pandangan Kiki Syahnakri sebagai Komandan KOREM menolak massa Tandinagn, ”wo, Anda pasti paham  bahwa  senjata ampuh kita masuk  ke Timor-Timur dan masih berada di sini hingga saat ini adalah  argumentasi kita yang mengalahkan Portugis, karena mereka meninggalkan Timor-Timur tanpa tanggungjawab  sehingga terjadilah perang saudara, yang terutama melibatkan UDT dan FRETILIN. Nah, sekarang kita mau membuat massa  tandingan menghadapi demonstran? (Syahnakri, 196)”.

Jawab Prabowo,” Enggak bisa, Bang! Tidak jalan lain. Nanti ada tuduhan pelanggaran HAM lagi,pelanggaran HAM lagi,kalau tidak segera kita bereskan (idem)”.

Jawab Kiki Syahnakri, ”Wo, lalu siapa yang bertanggungjawab jika ada korban  dalam benturan antara demonstran  dan massa tandingan itu? Tetap saya yang bertanggungjawab, bukan kamu! (idem)”.

Langjut Prabowo, ”Kan implementasinya bisa diatur! Bisa dikendalikan!Korem harus bisa mengendalikan! (idem)”.



Referensi:

- Made Supriatma Melacak Tim Mawar, in  Harian Indoprogress, 27 Mei tahun 2014;
- Kiki Syahnakri, Timor Timur The Untold Story, Kompas, 2013
- Frans Lobelo Pinto, Prabowo membunuh sesama prajurit Tentara  demi kariernya sendiri  (blog: http://prabowohamri1.blogspot.com/#!/2014/05/prabowo-membunuh-sesama-prajurit.html)

Sem comentários:

Enviar um comentário